Minggu, 09 Januari 2011

Mengikuti Jejak Kristus (2)




2.1. HAL PERGAULAN BATIN

1. Kerajaan Allah berada di antaramu (Luk. 17.21), demikianlah sabda Tuhan. Hendaklah dengan segenap hati kita bertobat kepada Allah; dan kita tinggalkanlah dunia yang penuh kesusahan ini, maka kita tentu akan menemukan ketenteraman bagi jiwa kita.Marilah kita belajar melepaskan diri kita dari benda-benda yang kelihatan ini dan mencurahkan segenap perhatian kita pada kebatinan, dan kita akan melihat kerajaan Allah datang pada kita.Sebab kerajaan Allah ialah ketenteraman dan kegembiraan dalam Roh Kudus (Rom 14.17), yang tidak diberikan kepada mereka yang berdosa.Kristus akan datang pada kita dan memberikan hiburanNya, asal kita mau mempersiapkan tempat yang pantas bagiNya di dalam hati kita. Segala kemuliaan dan keindahan Kristus itu adanya di dalam batin kita dan di situlah Dia akan berkenan.Kristus seringkali datang berkunjung di dalam hati orang, berbicara dengan dia, memberi hiburan yang manis, ketenteraman yang cukup dan persahabatan yang mengherankan.
2. Maka itu, jiwaku yang setia, siapkanlah hatimu untuk menerima kedatangan Mempelaimu itu, agar ia berkenan datang dan tinggal di situ.Sebab Ia telah bersabda: “Jika orang cinta padaKu, ia akan menjalankan perkataanKu dan Aku akan datang padanya dan tetap tinggal di dalamnya”. (Yoh 4.23).Maka siapkanlah tempat bagi Kristus dan janganlah perbolehkan orang lain masuk ke dalam hatimu. Kalau kita selalu memiliki Kristus, maka kayalah kita dan tak akan menderita kekurangan apapun juga. Ia sendirilah yang akan mencukupi segala-galanya dan yang akan mengatur semuanya, hingga kita tidak perlu mengharapkan bantuan orang lain.Sebab orang itu cepat lupa dan lalai, cepat berubah dan tak dapat ditentukan,tetapi Kristus tinggal tetap selama-lamanya, dan Ia selalu berada di samping kita dengan bantuanNya sampai saat terakhir.
3. Janganlah kita menaruh harapan besar pada manusia yang sifatnya lemah dan tidak kekal itu, meskipun ia berfaedah bagi kita dan bersikap manis. Dan janganlah kita terlalu merasa sedih, bila kita kadang-kadang mendapat rintangan atau bantahan daripadanya.Hari ini dia berdiri di pihak kita, lain kali ia melawan kita, dan demikinlah sebaliknya. Mereka berputar haluan bagaikan angin.Taruhlah segenap harapanmu atas Allah dan semoga Dialah yang engkau takuti dan engkau cintai. Ia sendirilah yang akan memberi jawaban bagi kita dan akan mengatur segalanya menurut cara yang terbaik bagi kita.Di sini kamu tidak mempunyai tempat tinggal yang kekal (Ibr. 13.14),dan di manapun kita berada, kita tetap sebagai orang asing dan orang yang sedang bepergian; dan tak mungkinlah kita akan memperoleh ketenteraman, jika kita tidak menjadi satu dengan Kristus.
4. Untuk apa di dunia ini kita melihat kiri kanan, karena di dunia ini tidak ada tempat istirahat bagi kita? Tempat tinggal kita ada di surga (Bandingkan II Kor. 5.2) dan semua barang dunia hendaknya kita pandang sepintas lalu saja.Dunia seisinya akan berlalu, demikian pula kita bersama-sama.Maka itu waspadalah kita, supaya kita tidak lekat pada benda-benda dunia itu dan terjerat olehnya, serta terjerumus di dalamnya.Kita tujukan pikiran kita selalu kepada Tuhan yang maha tinggi dan kita panjatkan doa kita terus-menerus kepada Kristus.Jika kita tak mampu merenungkan hal-hal yang mulia dan yang bertalian dengan soal-soal surgawi, renungkanlah sengsara Kristus beserta luka-lukaNya. Sebab jika kita mencari perlindungan pada luka-luka Yesus dan bekas-bekasnya yang mulia itu, niscaya kita akan memperoleh dan merasakan kekuatan yang sangat besar dalam penderitaan kita. Dan kita tak akan mengacuhkan ejekan dan akan mudah menahan umpatan-umpatan orang.
5. Sebab Kristus sendiri, waktu masih hidup di dunia ini juga mengalami hinaan dan ejekan, dan pada waktu Ia menderita sengsara paling hebat, Ia pun ditinggalkan seorang diri oleh teman-teman dan para sahabatNya serta menanggung cercaan dan cemoohan.Kristus mempunyai banyak musuh dan penentang. Apakah kita ingin, bahwa semua orang bersahabat dengan kita dan membantu kita ?Jikalau kita tidak mengalami kesukaran, bagaimanakah kesabaran kita akan diberi pahala ?Jika kita ingin bertakhta bersama-sama Kristus, kita mesti sanggup juga menderita bersama-sama Kristus dan untuk Kristus.
6. Apabila kita telah sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan telah sedikit merasakan cinta kasih Yesus yang menyala-nyala itu, niscaya kita tidak akan memperdulikan kesulitan ataupun kepahitan, yang kita alami, melainkan akan gembiralah kita atas penderitaan yang harus kita alami. Sebab cintakasih terhadap Yesus akan menginsyafkan kita, untuk merendahkan diri kita sendiri.Barangsiapa cinta akan Yesus dan akan kebenaran dan benar-benar berjiwa penuh semangat rohani, maka ia tentu akan bebas daripada kecenderungan yang tak teratur, dan diapun akan bertolak kepada Allah dengan tak ada yang menghalang-halanginya, rohnya akan mengalahkan badannya, hingga ia merasa tak terikat olehnya serta merasa tenteram dalam hati sambil menikmati Tuhan.
7. Barangsiapa dapat menilai barang-barang dunia semua seperti apa adanya dan tidak seperti yang dikatakan atau ditafsirkan orang lain, orang itu sungguh bijaksana dan dia mendapat lebih banyak ajaran dari Tuhan daripada dari manusia biasa.Barangsiapa tahu menjalankan hidup kebatinan dan tidak begitu mementingkan hal-hal di luarnya, ia tak akan mencari tempat yang istimewa dan tak akan menunggu saat tertentu untuk menjalankan latihan-latihan rohaninya. Orang yang mempunyai hidup kebatinan akan lekas dapat memusatkan segala pikirannya, karena ia tidak pernah dikuasai seluruhnya oleh hal-hal di sekitarnya.Ia tidak akan terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan luar, atu oleh kesibukan-kesibukan sementara,sebab ia berbuat sesuai dengan keadaan suasana.Orang yang teratur baik keadaan batinnya, tentu tidak akan menghiraukan perbuatan-perbuatan orang lain yang luar biasa, ataupun yang tidak menyenangkan. Sebab barangsiapa masih menaruh perhatian terhadap barang-barang di sekitarnya, maka ia masih akan terganggu olehnya.
8. Seandainya keadaan kita itu sungguh teratur dan murni, niscaya segalanya akan membawa kebaikan dan kemajuan bagi kita.Oleh sebab itu kita masih banyak mengalami kesusahan dan kekacauan, karena kita belum mematikan diri kita sendiri dan masih lekat pada barang-barang duniawi.Tak ada yang begitu menodai dan menjerat hati kita, selain cinta yang tidak murni terhadap sesuatu makhluk.Apabila kita menolak hiburan dunia, maka kita akan dapat merenungkan hal-hal surgawi dan kita akan seringkali merasa gembira dalam hati kita

2.2. HAL SIKAP TUNDUK DENGAN RENDAH HATI

1. Hendaklah kita jangan terlalu menghiraukan siapa yang menyetujui atau menentang kita, tetapi hendaklah kita berusaha agar Tuhan selalu beserta kita dalam segala perbuatan kita.Kita usahakan hendaknya, agar hati nurani kita murni dan Tuhan tentu akan melindungi kita. Karena barangsiapa dibantu oleh Tuhan, maka kejahatan orang lain tak akan dapat merugikan dia.Bila kita dapat berdiam diri dan mau menderita sengsara, maka kita akan menerima bantuan Tuhan. Tuhan tahu waktu dan caranya membantu kita, maka itu baiklah kita serahkan diri kita kepadaNya.Tuhan sendirilah yang akan membantu dan melepaskan kita dari segala kesulitan.Untuk mengusahakan agar sikap rendah hati kita menjadi bertambah besar, maka ada baiknya, bahkan berguna sekali, jika orang lain mengetahui kekurangan-kekurangan kita dan menegur kita.
2. Jika orang merendahkan dirinya dengan mengakui kekurangan-kekurangannya, maka ia akan mudah membuat puas hati orang lain dan memperoleh maaf dari orang yang marah kepadanya.Tuhan melindungi dan membebaskan orang yang rendah hati. Tuhan melimpahkan cintaNya dan memberi hiburan kepadanya. Orang yang rendah hati sungguh dekat pada Tuhan dan diberi rahmat banyak, dan setelah menderita penindasan ia dimuliakan Tuhan.Kepada orang yang rendah hati Tuhan memberitahukan hal-hal yang tersembunyi dan dengan lemah lembut Tuhan akan memanggilnya. Sekalipun ia menderita penghinaan, orang yang rendah hati akan tetap merasa tenteram. Sebab ia tidak bersandar kepada kekuatan dunia, tetapi kepada Tuhan.Janganlah kita mengira, bahwa kita sudah maju sedikitpun, sebelum kita menganggap diri kita sebagai yang terendah di antara semua orang

2.3. HAL ORANG YANG BAIK DAN SUKA DAMAI

1. Bila kita berusaha agar kita memperoleh damai dalam hati kita, maka barulah kita dapat memberi damai kepada orang lain. Orang yang suka damai lebih berguna daripada orang yang cerdik pandai. Sedang orang yang suka marah-marah akan cenderung menerima sesuatu yang baik sebagai menyakitkan hati dan mudah percaya akan perbuatan jahat. Sedang orang yang baik hati dan suka damai melihat sesuatu yang baik di dalam semua kejadian.Barangsiapa sungguh-sungguh dalam damai, tak akan berpikiran jahat terhadap orang lain. Sebaliknya orang yang tak pernah merasa puas dan sifatnya pemarah, akan selalu menaruh curiga terhadap orang lain, ia sendiri tidak merasa tenteram dalam hati dan bagi orang lain ia merupakan rintangan. Seringkali ia mengatakan hal-hal yang mestinya tidak boleh dikatakan, dan melalaikan pekerjaan yang bermanfaat baginya. Pekerjaan yang harus dikerjakan orang lain diselidikinya, tetapi pekerjaannya sendiri ia lalaikan.Maka itu marilah kita rajin terhadap diri kita terlebih dahulu, sesudah itu barulah kita dapat berusaha mengingatkan orang lain.
2. Kita sangat pandai memaafkan perbuatan-perbuatan kita sendiri dan agar orang lain menunjukkan pengertian terhadapnya, tetapi kita tidak bersedia menaruh pengertian terhadap perbuatan orang lain.Padahal mestinya kita harus menyalahkan diri kita sendiri dan memaafkan orang lain.Jika kita ingin supaya orang lain bersabar hati terhadap kita, maka kitapun harus juga bersabar hati terhadap orang lain.Baiklah kita ketahui, bahwa kita masih belum memiliki cintakasih yang sejati dan belum cukup rendah hati, hingga tidak suka marah-marah atau sakit hati terhadap orang lain, kecuali terhadap diri sendiri.Bukanlah hal yang luar biasa jika kita dapat bergaul dengan orang-orang yang lemah lembut. Dengan sendirinya setiap orang senang menjalankan pergaulan semacam itu, setiap orang suka hidup tenteram dan senang bersahabat dengan orang-orang yang sependirian dan seperasaan dengan dirinya. Tetapi dapat hidup tenteram dan bergaul baik-baik dengan orang-orang yang keras hati, atau orang-orang yang tidak mengenal aturan, itulah suatu rahmat besar, suatu tabiat jantan luar biasa yang sungguh-sungguh patu dipuji.
3. Ada orang yang dapat hidup damai dengan dirinya sendiri, demikian pula dengan orang lain. Tetapi ada pula orang yang tidak merasa damai dengan dirinya sendiri, dan kepada orang lain iapun tidak memberi ketenangan hidup. Orang semacam itu menyusahkan orang lain, tetapi sebenarnya ia itu lebih menyusahkan dirinya sendiri.Dan ada pula orang yang mendamaikan diri sendiri dan berusaha mendamaikan orang lain.Tetapi dalam kehidupan yang penuh sengsara ini, ketenteraman kita lebih terletak pada kesabaran yang penuh rendah hati, daripada bila tidak pernah mendapat rintangan apapun. Barangsiapa dapat menahan sengsara sebaik-baiknya ia disebut pemenang atas diri sendiri, berkuasa atas dunia, serta menjadi sahabat Kristus dan ahli-waris surga

2.4. HAL KEMURNIAN HATI DAN MAKSUD YANG JUJUR-SEDERHANA

1. Orang itu dapat terbang mengatasi segala benda duniawi dengan dua buah sayap, yaitu: kejujuran dan kemurnian.Kejujuran harus ada pada maksud kita dan kemurnian pada cinta kasih kita.Kejujuran memandang kepada Tuhan, kemurnian akan memperoleh dan menikmati Tuhan.Tak ada perbuatan baik yang akan mengganggu kita, bila kita dalam hati melepaskan segala keinginan yang tak teratur. Bila kita tidak mencari sesuatu selain agar dapat berkenan kepada Tuhan dan berguna bagi sesama manusia, maka kita akan menikmati kemerdekaan batin.Bila hati kita jujur, maka setiap makhluk akan merupakan cermin bagi kehidupan kita dan merupakan kitab pelajaran yang suci.Semua makhluk meskipun sangat remeh dan hina, selalu memperlihatkan kebaikan Tuhan.
2. Jika keadaan batin kita baik dan murni, niscaya kita akan melihat segala-galanya dengan jelas dan dapat memahaminya dengan baik.Hati murni dapat menembus sampai ke surga dan neraka.Pertimbangan orang tentang keadaan lahir itu selaras dengan perasaan hatinya.Bila ada sesuatu yang menyenangkan di dunia ini, maka orang yang murni hatinya akan menikmatinya.Dan bila terjadi sesuatu yang menggelisahkan atau yang menakutkan, tentu orang yang berhati jahatlah yang akan merasakan.Seperti besi yang dimasukkan di dalam api lalu dibakar sampai membara menjadi bersih kehilangan karat-karatnya, demikian pula halnya orang yang sungguh-sungguh bertobat kepada Tuhan, niscaya akan menjadi bersih daripada kelemahannya, bahkan akan berubah menjadi manusia baru.
3. Jika orang mulai menjadi tawar hatinya, tentu ia akan segan menderita kesulitan, meskipun hanya kecil saja, dan tentu lalu suka menerima hiburan dari luar.Tetapi jika orang berhasil mengalahkan dirinya sendiri sebaik-baiknya dan dengan hati teguh berani melalui jalan Tuhan, maka hal-hal yang dahulu dirasanya berat akan ternyata tidak seberapa

2.5. HAL MEMERIKSA KEADAAN DIRI SENDIRI

1. Kita tidak dapat terlalu percaya kepada diri kita sendiri, sebab seringkali kita tidak mempunyai rahmat dan pengetahuan yang cukup untuk kepercayaan itu. Kita hanya mempunyai nyalanya terang sedikit, dan inipun akan segera padam karena kelalaian.Seringkali kita sendiri tidak mengetahui, bahwa batin kita sungguh masih buta.Kita sering berbuat salah, tetapi kesalahan yang lebih besar ialah, jika kita berusaha memaafkan diri kita sendiri.Kadang-kadang suatu dorongan hawa nafsu kita pandang sebagai semangat jiwa rajin.Kesalahan kecil orang lain kita cela, tetapi kesalahan kita sendiri yang besar kita biarkan saja.Kita lekas merasa tersinggung karena perbuatan orang lain, tetapi kita tidak merasa betapa orang lain menderita karena perbuatan kita.Barangsiapa dapat menilai perbuatannya sendiri secara baik dan adil, ia tentu tidak akan mendapat alasan untuk mengadili orang lain secara kejam.
2. Orang yang memiliki hidup kebatinan akan memperhatikan dirinya sendiri lebih daripada memperhatikan soal-soal lainnya. Dan orang yang dengan sungguh-sungguh dan teliti memperhatikan dirinya sendiri, tentu akan lebih mudah tidak berbicara mengenai keadaan orang lain.Kita tidak akan menjadi orang yang mendalam kerohaniannya dan takwa, jika kita tidak belajar berdiam diri tentang orang lain dan lebih memperhatikan diri kita sendiri.Bila kita mencurahkan perhatian kita kepada diri kita dan Tuhan melulu, maka tidak mudahlah kiranya, bahwa kita akan terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa di luaran.Dimakanah kita harus berada, jika kita tidak mencurahkan perhatian kita terhadap diri kita sendiri? Dan apabila kita sudah menjalankan segala-galanya, apakah gunanya semua itu, jika kita tidak memperdulikan keadaan diri kita sendiri?Apabila kita ingin memiliki damai dan persatuan yang benar-benar dengan Tuhan, kita harus hanya mamandang diri kita sendiri saja dan soal-soal lain semuanya harus kita kesampingkan.
3. Maka itu kita akan maju lebih pesat bila kita dapat membuang segala keruwetan duniawi. Sebaliknya kita akan mundur sekali, jika kita masih memandang pentingnya suatu barang dunia.Janganlah hendaknya ada suatu barang yang kita pandang penting atau kita anggap mulia, atau lagi kita rasakan nikmat dan menyenangkan, kecuali Tuhan dan yang berasal dari Tuhan.Anggaplah sebagai hampa dan tak berguna semua hiburan yang berasal dari makhluk. Jiwa yang mencintai Tuhan memandang rendah semesta alam yang berada dibawah kekuasaan Tuhan.Hanya Tuhan yang abadi dan tak terbatas, yang memenuhi jagad raya, merupakan penghiburan jiwa dan kegembiraan hati sejati

2.6. HAL KEGEMBIRAAN YANG KITA PEROLEH DARI HATI NURANI YANG BERSIH

1. Kegembiraan orang yang baik budinya itu ialah: bukti hati nurani yang bersih. Oleh sebab itu hendaknya kita jaga, agar kita memiliki hati nurani yang bersih, agar kita selalu bergembira.Orang yang mempunyai hati nurani bersih, akan mampu menahan banyak penderitaan, dan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan akan selalu merasa gembira.Sebaliknya hati nurani yang tidak bersih akan selalu merasa takut dan tidak tenang.Jika hati nurani kita tidak mengganggu kita, maka kita akan dapat beristirahat dengan tenang.Janganlah merasa gembira, kecuali setelah kita berbuat baik.Orang jahat tidak pernah merasa gembira benar, dan juga tidak pernah menikmati ketentraman hati. Sebab tak ada damai bagi orang yang durhaka, sabda Tuhan. (Is. 48.22 dan 57.21).Meskipun mereka berkata: Kita merasakan damai, tak ada kejahatan satupun akan menyerang kita; dan siapakah gerangan yang berani merugikan kita? Janganlah percaya. Sebab sekonyong-konyong Tuhan marah, pekerjaan mereka akan dihancurkan, dan pikiran mereka akan musnah.
2. Kegembiraan yang diperoleh dari orang tidak berlangsung lama, hanya sekejap saja. Kegembiraan dunia selalu diikuti kesedihan. Kegembiraan orang yang baik terletak dalam hati yang murni, tidak dalam mulut orang banyak. Kegembiraan orang saleh bersumber pada Tuhan dan ada pada Tuhan, sedang sukacitanya berakar pada kebenaran.Barangsiapa ingin kegembiraan sejati dan kekal, niscaya tidak akan memperdulikan kesenangan dunia yang tidak kekal.Dan barangsiapa mencari kesenangan dunia, atau tidak bersedia melepaskannya dengan sungguh-sungguh, menandakan bahwa ia tidak begitu memperhatikan kegembiraan surgawi.Mereka yang tidak memperdulikan pujian atau celaan, tentu benar-benar menikmati ketenteraman di dalam hati.
3. Orang yang suara hatinya bersih, mudah merasa puas dan tenteram. Orang tidak menjadi lebih suci karena dipuji-puji, sebaliknya juga tidak bertambah jahat karena dicela.Kita tetap seperti apa adanya; pendapat orang lain tidak dapat merubah keadaan kita yang sebenarnya menurut kesaksian Tuhan.Apabila kita perhatikan keadaan batin kita seperti apa adanya, tentu kita tidak akan menaruh banyak minat terhadap apa yang dibicarakan orang lain terhadap diri kita.Orang melihat luarnya, tetapi Tuhan melihat hati orang. Manusia melihat perbuatan, tetapi Tuhan melihat itikadnya.Selalu berbuat baik dan meremehkan diri sendiri, itulah tandanya jiwa yang rendah hati.Tidak menginginkan hiburan mahkluk itulah tandanya hati bersih kepercayaan jiwa yang besar.
4. Barangsiapa tidak mencari kesaksian dunia bagi dirinya sendiri, itulah pertanda bahwa ia telah menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan. Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji oleh Tuhan (2 Kor.10.18).Hidup bergaul dengan Tuhan di dalam hatinya dan tak terikat oleh barang-barang duniawi, demikianlah keadaan orang yang mempunyai semangat hidup batin

2.7. HAL CINTA KASIH TERHADAP YESUS DI ATAS SEGALA-GALANYA

1. Berbahagialah mereka yang mengetahui, apa artinya: mencintai Yesus menganggap hina dirinya sendiri.Demi Tuhan, yang kita cintai itu, kita harus meninggalkan semua lain-lainnya karena Yesus menghendaki supaya kita mencintai Dia di atas segala-galanya.Cinta para makhluk itu penuh tipu dan tak tetap. Tetapi cinta Yesus tetap dan setia.Marilah kita mencintai Dia dan bersahabat dengan Dia, karena Ia tidak akan meninggalkan kita, meskipun semua orang meninggalkan kita, dan akhirnya Ia juga tidak akan membiarkan kita binasa.Sekali waktu kita mau tidak mau harus berpisah dari segala-galanya.
2. Baik hidup maupun mati hendaklah kita berdekatan dengan Yesus dan kita serahkan diri kita kepada kesetiaanNya. Sebab hanya Dialah satu-satunya yang dapat menolong kita, jika segala-galanya meninggalkan kita.Adapun yang dikehendaki oleh Sahabat kita yang terkasih itu ialah, bahwa tidak boleh ada orang lain yang kita cintai keculai Dia. Yesus ingin menguasai hati kita sepenuhnya dan bertakhta di situ bagaikan di atas mahligainya sendiri.Apabila kita berhasil melepaskan diri kita dari segala makhluk, maka Yesus akan berkenan sekali berdiam di dalam hati kita.Hampir semua yang kita temukan di kalangan orang-orang di luar Yesus akan hancur binasa.Janganlah hendaknya kita percaya ataupun bersandar pada ilalang yang digoyangkan angin, sebab segala daging itu bagaikan rumput dan segala kemuliaannya akan layu laksana bunga di ladang (Is.40.6).
3. Segera kita akan merasa tertipu, apabila kita memandang orang lain hanya pada lahirnya saja.Sebab jika kita mencari penghiburan dan keuntungan pada orang lain, maka seringkali kita malah akan menderita rugi.Sebaliknya apabila dalam segala usaha kita mencari Yesus, maka kitapun akan menemukan Yesus.Tetapi jika kita mencari diri kita sendiri, kita juga akan menemukan diri kita sendiri, namun akibatnya kehancuran diri kita sendiri pula.Sebab jika orang tidak mencari Yesus, ia akan merugikan dirinya sendiri lebih daripada kerugian yang dapat dideritanya dari musuh-musuhnya dan dari seluruh dunia

2.8. HAL PERSAHABATAN AKRAB DENGAN YESUS

1. Jikalau Yesus beserta kita, niscaya segala-galanya berjalan baik dan tak ada hal yang kelihatan sulit. Tetapi jika Yesus tidak beserta kita, maka semuanya akan terasa berat dan sulit.Bila Yesus tidak berkenan berbicara di dalam hati kita, maka segala penghiburan tak ada harganya. Apabila Yesus berkata satu patah kata saja, maka kita akan merasa memperoleh hiburan besar.Tidakkah Maria Magdalena seketika itu juga bangkit dari tempatnya menangis, waktu Martha berkata kepadanya: Tuhan ada di sana dan memanggil dikau (Yoh. 11.28).Sungguh bahagialah kita, waktu merasa sedih lalu dipanggil Yesus untuk bergembira di dalam hati.Betapa lesu dan berat rasanya tanpa Yesus! Sangat bodoh dan sia-sialah, jika kita mengindahkan sesuatu di luar Yesus ! Bukankah itu berarti suatu kerugian yang lebih besar daripada kehilangan seluruh dunia?
2. Apa yang dapat diberikan, oleh dunia kepada kita tanpa Yesus ?Tidak dengan Yesus berarti neraka yang celaka, bersama Yesus berarti firdaus yang bahagia.Apabila Yesus bersatu dengan kita, tak ada musuh satupun yang dapat merugikan kita.Barangsiapa menemukan Yesus, ia memperoleh harga sangat besar, lebih besar dari pada harta karun apapun di dunia.Dan barang siapa kehilangan Yesus, ia kehilangan harta benda yang lebih besar nilainya dari pada alam semesta seisinya.Sungguh miskinlah orang yang hidup tanpa Yesus, sebaliknya sungguh kaya rayalah orang yang hidup bersatu dengan Yesus.
3. Dapat bergaul dengan Yesus itu bukanlah soal yang mudah,dan dapat bertahan dalam persatuan dengan Yesus berarti sangat bijaksana.Baiklah kita hidup saleh dan tenteram, maka Yesus akan menetap di hati kita.Kita dapat mengusir Yesus dengan segera dan kehilangan rahmatNya, bila kita mencurahkan perhatian kita kepada dunia luar.Dan apabila kita telah mengusir dan kehilangan Yesus, kepada siapa kita akan mengungsi dan siapa pula yang akan kita ambil sebagai sahabat ?Tanpa sahabat kita tidak dapat hidup bahagia, dan bila Yesus tidak menjadi sahabat kita melebihi sahabat-sahabat kita lainnya, kita tentu akan merasa sangat sedih dan kesunyian.Maka sungguh bodohlah kita jika menaruh kepercayaan dan mencari kesenangan kepada orang lain.Mestinya kita harus lebih berani menentang seluruh dunia daripada berbuat salah terhadap Yesus.Dari antara semua sahabat hendaknya Yesuslah yang harus menjadi sahabat kita yang paling akrab.
4. Semua orang harus kita cintai karena Yesus, tetapi Yesus harus kita cinta demi Yesus sendiri. Hanya Yesus Kristuslah yang patut kita jadikan sahabat yang paling karib, karena hanya Dialah yang paling baik dan paling setia di antara para sahabat kita lain-lainnya.Demi Yesus dan dalam Yesus kita harus cinta kepada semua orang, baik kawan maupun lawan. Untuk semua orang kita harus berdoa, agar mereka semua mengenal Yesus dan cinta akan Dia.Janganlah kita ingin dipuji ataupun dicintai secara istimewa, karena hanya Yesus yang tak ada bandingannya itu, patut dipuji secara istimewa dan dicintai secara luarbiasa.Janganlah kita menghendaki supaya seorang selalu ingat pada kita dalam hatinya, dan janganlah kita sendiri tenggelam dalam cinta pada orang lain. Mudah-mudahan hanya Yesuslah selalu menyertai kita dan semua orang yang baik.
5. Baiklah kita jaga supaya hati kita murni dan bebas, tidak dirintangi oleh makhluk manapun. Kita harus bebas dari segala barang dunia dan mencintai Yesus dengan hati murni, bila kita ingin memperoleh ketenteraman dan hendak menikmati betapa manisnya Tuhan itu (Mazm. 34.9).Dan sesungguhnya kita tidak akan mencapai keadaan itu, bila rahmat Tuhan tidak melindungi dan membimbing kita, sehingga kita dapat mengesampingkan dan meninggalkan segala-galanya serta dapat menyatukan diri dengan Yesus sendiri dan tidak dengan siapapun lainnya.Sebab jika rahmat Tuhan turun di hati orang, maka orang itu lalu mampu mengerjakan segala sesuatu. Tetapi jika rahmat itu meninggalkannya, niscaya ia akan menjadi miskin dan lemah, seakan-akan lalu merupakan umpan segala kesengsaraan.Tetapi dalam menghadapi keadaan semacam itu orang tidak boleh merasa hancur dan putus asa, melainkan dengan rasa menyerah kepada Tuhan orang harus tunduk kepada kehendakNya dan segala sesuatu yang dideritanya hendaknya diterima dengan sabar demi Yesus Kristus. Sebab sehabis musim dingin tibalah musim panas, sehabis malam datanglah siang dan apabila hujan lebat sudah lalu, tampaklah cuaca terang

2.9. HAL TAK ADANYA SEGALA PENGHIBURAN

1. Selama kita menikmati penghiburan ilahi, maka tidak sulitlah mengabaikan penghiburan manusia.Tetapi sungguh suatu hal yang besar, bahkan sangat agung bila kita kuat menderita kekosongan penghiburan baik Ilahi maupun manusiawi. Dan juga suatu hal yang besar pula jika kita untuk memuliakan Tuhan mau menderita kekosongan batin dan dalam apapun juga tidak mencari diri sendiri dan tidak memandang jasa-jasa sendiri.Bukanlah suatu hal yang istimewa, bila kita bergembira dan hidup saleh karena rahmat Tuhan beserta kita. Hal itu memang banyak orang yang menginginkan.Sungguh nikmat rasanya berjalan didukung oleh rahmat Allah.Tidak mengherankan bila orang tidak merasa berat, karena ia didukung Tuhan yang maha kuasa dan dibimbing oleh Sang Pembimbing yang maha tinggi.
2. Kita memang membutuhkan penghiburan dan orang sulit dapat meninggalkan dirinya sendiri.Martelar suci Santo Laurensius telah mengalahkan dunia serta cintanya kepada Uskupnya, sebab ia telah mengabaikan segala sesuatu di dunia yang nampaknya menarik dan nikmat; dan sewaktu Santo Bapa Sixtus, Imam Agung Tuhan yang sangat dicintainya dipanggil kehadirat Tuhan, maka demi cinta kasihnya terhadap Kristus diterimanya hal itu dengan sabar dan hati menyerah.Karena cinta kasihnya terhadap Pencipta semesta alam, Santo Laurensius dapat mengesampingkan kasihnya terhadap manusia biasa dan memilih yang berkenan di hati Tuhan lebih daripada hiburan duniawi.Demikian pula kita harus belajar meninggalkan sahabat yang paling karib dan yang paling kita cintai, demi cinta kasih kita terhadap Tuhan.Lagi pula janganlah kita merasa berat, jika kita ditinggalkan sahabat karib kita, sebab kita tahu bahwa akhirnya pada suatu waktu kita semua harus berpisah satu sama lain.
3. Sebelum orang sama sekali dapat mengalahkan diri sendiri dan mengarahkan cinta kasihnya seluruhnya kepada Tuhan, maka lama sekali orang itu membutuhkan banyak perjuangan melawan hawa nafsunya.Apabila orang hanya bersandar kepada dirinya sendiri, maka ia akan mudah jatuh ke dalam penghiburan manusia.Tetapi barangsiapa sungguh-sungguh mencintai Kristus dan rajin meniru keutamaanNya, tentu tidak akan jatuh ke dalam jurang hiburan dunia dan mencari kenikmatan-kenikmatan semacam itu. Demi cinta kasihnya akan Kristus orang tersebut bahkan akan menjalankan latihan-latihan yang keras serta pekerjaan yang berat.
4. Maka jika kita diberi Tuhan penghiburan rohani, hendaklah kita terima hal itu dengan ucapan syukur dan terima kasih, namun hendaknya janganlah kita lupa, bahwa penghiburan itu bukan diberikan karena jasa-jasa kita, melainkan melulu karena anugerah Allah.Maka itu janganlah kita menjadi sombong karena penghiburan tersebut, janganlah kita bergembira ataupun bangga akan hal itu; malahan hendaknya kita lebih merendahkan diri, lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam segala perbuatan kita, sebab saat penghiburan itu akan lewat dan akan tibalah saat percobaan.Jika penghiburan rohani tadi telah lewat, janganlah hendaknya kita menjadi putus asa, tetapi menunggu dengan sabar dan rendah hati datangnya rahmat baru dari surga; Sebab Tuhan itu maha kuasa dan dapat menganugerahkan rahmatNya yang lebih besar daripada yang sudah lewat.Hal itu bukanlah soal baru ataupun luar biasa bagi orang yang sudah paham akan jalannya jejak Tuhan, sebab pada orang-orang suci yang besar dan nabi-nabi jaman dahulu keadaan berubah-ubah semacam di atas itu sering juga terjadi.
5. Oleh sebab itu seorang yang dipenuhi rahmat Allah pernah berseru: Dalam keuntungan saya yang berlimpah-limpah, saya telah berkata: aku tak akan goncang selama-lamanya (Masm. 30.7).Tetapi waktu ia merasa ditinggalkan rahmat Tuhan, maka keluhnya: Engkau telah memalingkan wajahMu dari padaku dan aku menjadi takut karenanya (Masm 30.8).Dan sementara itu ia sama sekali tidak berputus asa, melainkan lebih giat ia berdoa kepada Tuhan: KepadaMu Tuhan aku akan berseru dan memohon kepada Allahku (Masm.30.9).Akhirnya doanya dikabulkan oleh Tuhan dan ia menyatakan hal itu dengan mengatakan: “Tuhan telah mendengarkan daku dan telah melimpahkan rahmatNya kepadaku; Tuhan telah menjadi penolong bagiku.” (Masm. 30.11).“Tetapi dalam hal apakah itu? Engkau telah mengubah ratapku menjadi kegembiraan” demikianlah katanya “dan telah meliputi daku dengan kesukaan” (Masm.30.12).Bila demikian halnya orang-orang kudus yang besar-besar, maka kita yang lemah dan papa ini tidak perlu merasa putus asa, jika suatu waktu merasa bersemangat, pada waktu lain merasa hambar: sebab roh Allah datang dan pergi meninggalkan hati kita, menurut kehendakNya sendiri.Oleh karena itu orang suci Yob berkata: Pagi-pagi Engkau mengunjunginya dan tiba-tiba ia diberi percobaan.(Yob 7.18).
6. Maka siapakah yang dapat kita harapkan selain Allah yang Maha Rahim, atau apa pula yang dapat kita percaya kecuali rahmat Tuhan?Sebab walaupun banyak orang baik, banyak saudara yang setia, sahabat-sahabat yang akrab, kitab-kitab suci, karangan-karangan bagus, nyanyian-nyanyian merdu, semuanya itu tidak banyak faedahnya dan hanya sedikit memberi kepuasan kepada hati kita, jika rahmat Tuhan tidak menyertai kita dan kita dibiarkan sendiri dalam kesunyian dan kemiskinan.Menghadapi saat-saat sedemikian itu sungguh tak ada jalan lain, kecuali sabar menunggu dan menahan diri sesuai kehendak Allah.
7. Setiap orang, sekalipun ia sangat saleh dan hidup taat kepada Tuhan, sekali waktu niscaya mengalami perasaan ditinggalkan rahmat Tuhan dan merasa kurang semangat berolah keutamaan.Tak seorang sucipun, bagaimana tinggi sekalipun martabatnya, yang tidak pernah mengalami godaan-godaan.Sebab tak ada orang yang pantas mengadakan renungan dalam-dalam tentang Tuhan, melainkan dia yang telah terlatih baik dalam sesuatu percobaan.Biasanya setelah adanya percobaan akan menyusul penghiburan.Sebab kepada mereka yang telah mengalami percobaan-percobaan, telah dijanjikan penghiburan surgawi. Tuhan telah bersabda: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberi santapan dari pohon kehidupan. (Wahyu 2.7).
8. Tetapi penghiburan Ilahi itu diberikan agar orang menjadi lebih kuat menghadapi kesulitan-kesulitan atau kesusahan.Godaan juga akan menyusul agar orang jangan merasa bangga karena telah menikmati rahmat Tuhan.Si setan tidak tidur dan dagingpun belum mati,maka itu kita mesti selalu siap sedia bertempur, sebab musuh berada di kanan-kiri kita dan tidak mengenal istirahat

2.10 HAL MERASA SYUKUR ATAS RAHMAT ALLAH

1. Mengapa kita selalu ingat istirahat, padahal kita dilahirkan untuk bekerja?Baiklah kita siapkan diri kita lebih dulu untuk kesabaran daripada untuk mengharap-harapkan penghiburan; lebih untuk memanggul salib kita daripada untuk bergembira.Siapa yang hidup di dunia ini yang tidak ingin memperoleh penghiburan rohani dan kegembiraan, seandainya hal itu selalu dapat diperolehnya ?Sebab penghiburan rohani sungguh melebihi kesenangan dunia dan segala kenikmatan daging.Segala kenikmatan dunia itu hampa dan mencemarkan, sedang penghiburan rohani sungguh menyenangkan, sungguh nikmat dan tidak cemar, tumbuh dari oleh keutamaan dan dituangkan oleh Tuhan di dalam jiwa yang suci murni, tetapi tak ada seorangpun yang dapat selalu menikmati penghiburan Ilahi ini sesuai dengan kehendaknya sendiri, karena saat percobaan segera akan datang.
2. Ada hal-hal yang merupakan rintangan besar bagi diturunkan rahmat ilahi itu; kebebasan hati yang semu (palsu) dan kepercayaan pada diri sendiri yang terlalu besar.Tuhan telah berbuat baik dengan menganugerahkan rahmat penghiburan, tetapi manusia berbuat tidak semestinya, jika setelah menerima anugerah itu ia tidak mengembalikan segalanya kepada Tuhan sebagai ucapan syukur terima kasih.Oleh karena itu anugerah rahmat itu tidak dapat terus mengalir ke dalam hati kita, sebab kita tidak berterima kasih kepada yang memberinya dan karena kita tidak mengembalikannya kepada Tuhan, sumber segala rahmat.Orang yang tahu terima kasih akan pemberian rahmat Ilahi, niscaya akan memperoleh rahmat baru lainnya, sedang rahmat yang telah disediakan bagi orang sombong dicabut dan dianugerahkan kepada yang rendah hati.
3. Saya tidak menginginkan penghiburan yang menghilangkan rasa bertobat dan saya tidak mengharapkan hidup muluk yang menyebabkan saya menjadi sombong.Sebab tidak semua yang muluk-muluk itu suci, tidak semua yang nikmat rasanya itu baik, tidak semua keiginan itu murni, dan tidak semua yang disukai orang itu berkenan kepada Tuhan.Dengan senang hati kita harus menerima rahmat yang menyebabkan kita menjadi lebih rendah hati dan lebih taat, lebih tidak mementingkan diri kita sendiri.Jika telah memperoleh pengajaran dari rahmat ilahi dan telah mengalami percobaan dengan dicabutnya rahmat tadi, maka orang tentu tidak berani membanggakan diri, bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang baik. Sebaliknya ia mesti mengakui, bahwa ia sangat miskin dan tidak mampu berolah utama.Berilah kepada Allah barang yang Allah punya (Mat. 22.21), dan terimalah barang yang kita punya. Ini berarti: kita mesti berterimakasih kepada Tuhan atas rahmat yang diberikan kepada kita, dan selanjutnya kita akui, bahwa segala kesalahan dan hukuman yang setimpal itu adalah akibat kelalaian kita sendiri.
4. Baiklah kita memilih tempat paling rendah, niscaya kita akan diberi tempat paling tinggi, sebab tempat tertinggi itu adanya karena tempat yang terendah.Orang-orang suci yang dalam pandangan Tuhan paling tinggi itu, dalam pandangan mereka sendiri adalah yang paling rendah. Makin banyak mereka itu menerima kehormatan, makin rendahlah mereka merasa dirinya.Karena penuh dengan kebenaran dan rahmat ilahi orang-orang suci itu tidak menginginkan kehormatan yang hampa.Karena mereka itu teguh-teguh bersandar pada Tuhan dan memperoleh kekuatan daripadaNya, maka tak mungkinlah mereka menyombongkan diri.Barangsiapa mengakui, bahwa semua yang baik yang telah diterimanya itu berasal dari Tuhan, niscaya tidak mencari kehormatan di kalangan sesama manusia, tetapi hanya menghendaki penghormatan yang berasal dari Tuhan saja. Dan selanjutnya satu-satunya usaha serta harapannya niscayalah selalu agar Tuhan dimuliakan di dalam dirinya sendiri, maupun di dalam diri semua orang saleh, lebih daripada makhluk-makhluk lainnya.
5. Maka itu baiklah kita mengucap syukur atas pemberian Tuhan, bagaimanapun kecilnya, supaya kita pantas menerima yang lebih besar.Juga rahmat yang nampaknya sangat kecil hendaknya kita pandang sangat besar nilainya; dan yang kelihatannya tidak berarti mesti kita hargai sebagai pemberian yang sangat istimewa.Jika kita ingat siapa yang memberi rahmat itu, tentu kita akan yakin, bahwa tidak ada pemberian yang remeh ataupun kurang bernilai, sebab segala sesuatu yang diberikan Tuhan Yang Maha Tinggi itu tak ada yang tidak berharga.Sekalipun seandainya Tuhan menghukum atau mendera, kita masih harus berterimakasih kepadaNya, sebab segala sesuatu yang terjadi pada kita atas ijin Tuhan, maksudnya tidak lain kecuali untuk keselamatan dan kebahagiaan kita.Barangsiapa ingin tetap memiliki rahmat Allah, hendaknya berterimakasih waktu menerima rahmat dan sabar tawakal pada saat-saat rahmat itu ditarik kembali, Tetap memanjatkan doa, agar rahmat lekas diberikan kembali; berhati-hati serta rendah hati, agar rahmat jangan sampai meninggalkan dia

2.11. HAL TIDAK BANYAK JUMLAH ORANG YANG MENCINTAI SALIB KRISTUS

1. Yesus memang mempunyai banyak pengikut yang ingin dimuliakan di surga, tetapi hanya sedikit yang bersedia memanggul salib bersama Dia.Banyak yang ingin menikmati penghiburan Yesus, tetapi hanya sedikit yang sanggup menderita percobaanNya.Banyak sekali yang suka duduk makan bersama Yesus, hanya sedikit yang bersedia ikut serta berpuasa dengan Dia.Semua orang ingin bersukaria dengan Yesus, hanya sedikit jumlahnya yang mau menderita sengsara bersama Yesus.Memang banyak yang mengikuti Yesus sampai saat Ia memecah-mecah roti, tetapi hanya sedikit yang tetap mengikutiNya sampai Yesus minum piala kesengsaraan.Banyak yang menghormati Yesus karena mukjijatNya, tetapi sedikit yang mengikutiNya sampai ke salib, hinaan orang.Banyak yang mencintai Yesus selama mereka tidak mengalami kesukaran.Banyak yang memuji dan meluhurkan Yesus, selama mereka menerima sekedar penghiburan dari padaNya.Tetapi apabila mereka ditinggalkan Yesus sendirian, meskipun hanya sebentar saja, maka mulailah mereka berkeluh kesah atau jatuh ke dalam lembah kesedihan.
2. Lain halnya dengan mereka yang mencintai Yesus melulu karena Yesus, dan bukan karena mereka itu mencari penghiburan bagi dirinya sendiri. Baik di waktu-waktu menderita percobaan dan kesedihan hati, maupun pada waktu memperoleh penghiburan yang sangat nikmat, mereka itu akan tetap memuji dan meluhurkan Yesus.Dan andai kata Yesus tidak berkenan memberikan penghiburan kepada mereka, maka mereka tetap akan memuji dan berterimakasih kepadaNya.
3. Sungguh besar kekuatan cintakasih akan Yesus, yang murni, tanpa pamrih dan tidak campur dengan cinta pada diri sendiri.Tidakkah orang yang selalu menginginkan penghiburan itu boleh disebut pekerja harian?Bukankah orang yang selalu memikirkan nikmat dan keuntungan diri sendiri itu harus dikatakan lebih cinta pada diri sendiri daripada cinta pada Yesus ?Di mana ada orang bersedia mengabdi Kristus tanpa pamrih ?
4. Jarang dapat diketemukan orang yang demikian tinggi hidup batinnya, sehingga ia dapat melepaskan diri dari segala macam ikatan duniawi.Siapa kiranya yang dapat menjumpai orang yang benar-benar bersemangat miskin dan mampu membebaskan diri dari segala makhluk dunia ? Semangat semacam itu merupakan harta yang tak ternilai harganya (Amsal 31.10).Seandainya orang telah menyerahkan segala harta benda kekayaannya, hal itu belum berarti apa-apa.Sekalipun orang melakukan puasa berat dan berolah tapa lama, belum seberapalah itu artinya.Dan sekalipun orang itu pandai dan telah mendalami segala ilmu pengetahuan, namun hal itupun belum besar artinya.Meskipun orang sungguh sangat suci dan jiwa ibadatnya menyala-nyala, jikalau dia belum memiliki satu hal yang sungguh sangat penting sekali baginya maka sebenarnya orang itu masih menderita kekurangan besar.Apakah hal yang satu itu ? Ialah, bahwa setelah meninggalkan segala sesuatu di dunia ini, ia hendaknya mengesampingkan diri sendiri dan segala keinginan dan kepentingan pribadi, sehingga dengan demikian ia lalu tidak terganggu lagi oleh cinta terhadap dirinya sendiri.Selanjutnya setelah merasa sudah mengerjakan apa yang harus ia jalankan, maka hendaknya ia mengetahui, bahwa sebenarnya ia belum mengerjakan suatu apa. Apa yang dipandang tinggi orang lain, tetapi mesti mengakui dirinya sebagai abdi yang tiada berguna, seperti yang telah tertulis dalam kitab Kebenaran: Bila engkau telah melakukan segala sesuatu yang diwajibkan, hendaklah berkata: aku ini hamba yang tiada berguna (Luk 17.10). Demikianlah orang tadi sungguh bersemangat miskin dan berjiwa papa dan bersama-sama dengan Sang Nabi dapatlah ia berseru: Lihatlah, aku merasa sunyi kesepian dan miskin (Masm. 25.16).Tetapi sebenarnya tak ada orang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih bebas daripada dia yang dapat mengesampingkan segala-galanya dan dirinya sendiri, serta yang tahu menempatkan dirinya di tempat yang paling bawah

2.12. HAL KELUHURAN JALAN SALIB SUCI

1. Bagi banyak orang kata-kata berikut mungkin keras bunyinya: “Hendaklah menyangkal dirimu sendiri, ambillah salibmu dan ikutilah Yesus” (Mat. 16.24; Luk. 9.23).Tetapi lebih keras lagi kedengarannya kata-kata hari terakhir berikut ini: “Pergilah dari hadapanKu, hai laknat, ke dalam api yang kekal” (Mat. 25.41).Mereka yang dalam hidupnya sekarang suka mendengarkan dan mengikuti sabda salib, pada hari terakhir itu tentu tidak akan gentar mendengar diucapkannya putusan kekal tadi.Tanda salib ini akan tampak di langit, apabila Tuhan datang untuk mengadili.Pada saat itu semua hamba salib, yang semasa hidupnya telah menyesuaikan diri dengan Yang disalibkan, akan datang menghadap Hakim-Kristus dengan kepercayaan penuh.
2. Maka itu mengapa kita segan memanggul salib kita ? Padahal salib itulah yang akan membuka jalan ke surga bagi kita !Di dalam salib itulah keselamatan, di dalam salib itulah kehidupan dan di dalam salib itulah perlindungan terhadap musuh-musuh kita. Saliblah sumber kenikmatan surgawi, sumber kekuatan jiwa dan kebahagiaan batin. Di saliblah tempat keutamaan tertinggi dan kesempurnaan hidup saleh.Tak ada keselamatan bagi jiwa selain di salib, tak ada harapan akan hidup kekal kecuali di salib.Maka itu marilah kita panggul salib kita dan marilah kita ikuti jejak Kristus dan kita tentu akan masuk ke hidup kekal.Kristus telah mendahului kita sambil memanggul salibNya (Yoh. 19.17) dan Dia telah wafat di kayu salib untuk kita, agar kita juga mau memanggul salib kita dan mati disalibkan.Sebab apabila kita mati bersama Kristus, kitapun akan hidup bersama Dia pula; dan apabila kita ikut serta menderita bersama Kristus, kitapun akan ikutserta mulia bersama Dia.
3. Baiklah kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, bahwa segala-galanya sebenarnya sudah tercakup dalam salib dan dalam mati. Tak ada jalan lain yang menuju ke arah kehidupan dan ketenteraman batin yang sebenarnya, kecuali lewat jalan salib suci dan matiraga setiap hari.Kemanapuan kita pergi dan apapun yang kita cari: di atas tak akan kita menemui jalan yang lebih tinggi, sedang di bawah tak akan kita berjumpa jalan yang lebih aman, selain jalan salib suci.Kita boleh mengatur segala sesuatu menurut kemauan dan keinginan kita sendiri, namun mau tidak mau kita akan selalu berjumpa dengan penderitaan dan kesengsaraan. Demikianlah di mana-mana kita akan selalu bertemu dengan salib.Mungkin salib itu berupa sakit badani, mungkin berwujud kesulitan batin.
4. Kadang-kadang kita merasa ditinggalkan Tuhan, kadang-kadang merasa menderita karena perbuatan sesama manusia. Tetapi cobaan yang lebih berat ialah merasa bahwa kita sering merupakan beban bagi diri kita sendiri.Meskipun demikian tidak ada jalan lain, atau penghiburan yang mampu meringankan beban kita itu selain selama Tuhan masih berkenan, kita harus tahan menderita.Karena Tuhan menghendaki supaya kita belajar menderita tanpa penghiburan, agar kita menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya, dan agar oleh penderitaan itu kita menjadi lebih rendah hati.Tak ada orang yang dapat merasakan sungguh-sungguh kesengsaraan Kristus, selain dia yang pernah mengalami penderitaan yang serupa.Jadi di mana-mana salib sudah tersedia dan siap menanti kedatangan kita.Kemanapun kita pergi, tak mungkin kita dapat menghindari salib. Sebab kemanapun kita pergi, kita selalu membawa diri kita sendiri dan kita selalu akan menjumpai diri kita sendiri.Cobalah kita menengadah ke atas, menunduk ke bawah, melihat ke luar ataupun ke dalam, kita akan tetap berjumpa dengan salib. Dan pentinglah kiranya bahwa di mana-mana kita mesti tetap sabar bila kita ingin menikmati ketenteraman batin dan memperoleh mahkota abadi.
5. Jika kita memanggul salib kita dengan senang hati, maka salib akan mendukung dan membimbing kita ke tempat yang kita tuju. Di tempat itu berakhirlah segala macam penderitaan, suatu hal yang di dunia ini tidak akan terjadi.Sebaliknya jika kita memanggul salib kita dengan rasa enggan, maka salib itu justru akan merupakan beban sangat berat bagi kita, padahal kita mesti juga memikulnya.Seandainya kita berhasil meletakkan salib yang satu, salib lain tentu akan muncul, mungkin lebih berat daripada yang dahulu.
6. Tak seorangpun yang pernah hidup di dunia ini berhasil menghindari salib. Apakah kita mengira dapat menghindari hal yang tak pernah ada orang dapat menghindarinya ? Siapa diantara para suci pernah terhindar dari percobaan-percobaan dan hidup tanpa memikul salib ? Bahkan Tuhan kita Yesus Kristus sendiri, sekalipun hanya satu jam saja, tidak pernah luput dari kesengsaraan, selama hidupnya di dunia ini. Kristus, harus sengsara dan bangkit dari kematian dan demikianlah masuk dalam kemuliaanNya (Luk. 24.26) demikianlah sabdaNya. Jika demikian mengapa kita ingin mencari jalan lain daripada jalan luhur, yang disebut jalan salib suci itu ?
7. Seluruh masa hidup Kristus merupakan salib dan siksaan, sedang kita ingin mencari istirahat dan kesenangan bagi diri kita sendiri.Sangatlah keliru, bila kita mencari lain daripada sengsara dan percobaan, sebab hidup di dunia yang fana ini penuh sengsara dan bertaburkan salib-salib.Semakin maju orang dalam hidup kerohanian, biasanya malah makin beratlah salib yang dijumpainya. Sebab semakin besar cinta kasih orang terhadap Tuhan, semakin besar pulalah rasa sedihnya sebagai orang buangan di dunia.
8. Namun orang yang seringkali menderita bermacam-macam percobaan itu juga tidak terasingkan dari penghiburan sama sekali, sebab dia tahu, bahwa dari penderitaan salibnya itu tumbuhlah buah banyak sekali.Sebab karena orang dengan suka rela bersedia memanggul salibnya, maka segala beban penderitaan lalu berubah menjadi kepercayaan atas penghiburan ilahi.Makin berat orang dibebani penderitaan badani, makin kuatlah jiwanya karena rahmat batin.Kadang-kadang akibat keinginan untuk menyamai Kristus yang disalibkan dan karena kemauan untuk menderita sengsara dan kesusahan, maka jiwa orang malah menjadi demikian kuat dan sentosa, sehingga orang tadi tidak mau luput dari kesusahan dan percobaan. Sebab ia percaya akan lebih berkenan kepada Allah apabila ia makin banyak menderita untukNya.Bukanlah jasa perbuatan manusia, melainkan rahmat Kristus yang mampu membangkitkan kekuatan pada orang yang lemah sifatnya itu, sehingga dengan semangat jiwa besar dan cinta orang bersedia melakukan hal-hal yang berdasarkan sifat kodrat kemanusiaannya ia benci dan ia hindari.
9. Bukanlah sifat manusia untuk memikul salib dengan gembira dan mencintainya, untuk mengekang hawa nafsunya dan menundukkan kemauannya demi untuk mengabdi,untuk menghindari kehormatan, menderita ejekan dengan gembira, meremehkan diri sendiri dan ingin supaya diremehkan orang lain,untuk menderita kemalangan dan kerugian dengan senang hati, untuk tidak mengharapkan kesenangan dan kebahagiaan di dunia sini.Jika kita memandang diri kita sendiri, maka tak adalah kekuatan pada kita untuk berbuat semuanya itu.Tetapi jika kita percaya kepada Tuhan, niscaya akan menerima kekuatan dari surga untuk menguasai dunia dan menundukkan hawa nafsu kita.Terhadap setanpun kita tidak akan takut, bila kita mempunyai senjata iman dan tanda salib Kristus.
10. Maka itu sebagai hamba Kristus yang baik dan setia, marilah kita memberanikan diri memanggul salib Tuhan, yang karena cintakasihNya kepada kita telah disalibkan.Hendaklah kita siapkan diri kita, untuk menderita banyak kepedihan dan bermacam-macam kesusahan selama hidup penuh duka nestapa ini, sebab di manapun juga kita akan mengalaminya, dan di manapun kita bersembunyi, kita akan menemuinya.Memang itu harus kita alami dan tak ada jalan lain untuk menghindari kesukaran dan kesusahan, selain dengan menderitanya.Jika kita ingin bersahabat dengan Kristus dan ikut serta berbahagia dengan Dia, kita mesti bersedia minum pialaNya dengan penuh cinta.Mengenai soal penghiburan sebaiknya hal itu kita serahkan saja kepada kebijaksanaan Tuhan. Tuhanlah yang akan mengatur hal itu sesuai dengan kehendakNya.Bagi kita marilah kita bertahan dalam segala percobaan dan kesengsaraan dan marilah kita pandang semuanya itu sebagai penghiburan yang paling besar, sebab kesengsaraan di dunia sini tak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang (Rom 8.18) sekalipun kita harus menderita sendiri.
11. Apabila kita sudah mencapai tingkatan, bahwa kita dapat merasakan nikmatnya percobaan-percobaan demi kehendak Kristus, maka dapat kita pastikan, bahwa kita berada dalam keadaan baik, karena kita telah menemukan surga di dunia sini.Sebaliknya selama menderita sengsara masih kita pandang berat dan selama kita masih terus berusaha untuk menghindarinya, maka selama itu keadaan kita sungguh masih belum baik. Dan kemanapun kita hendak melarikan diri, pedihnya percobaan akan tetap mengejar kita.
12. Tetapi bila kita berusaha menjalankan tugas kewajiban kita, yaitu menderita sengsara dan siap akan mati, maka keadaan kita akan segera berubah menjadi lebih baik dan kita akan menemukan ketenteraman.Walaupun andaikata kita dinaikkan ke surga ke tiga seperti Santo Paulus, kita belum juga akan luput daripada segala kesukaran. Sebab Yesus telah bersabda: Aku akan memperlihatkan kepadanya, betapa besar kesengsaraan yang harus dideritanya demi namaKu (Kis. Ras. 9.16).Demikianlah kita akan tetap menderita sengsara, jika kita ingin mencintai Yesus dan mengabdi Dia untuk selama-lamanya.
13. Semoga kita pantas menderita sengsara demi nama Yesus. Betapa besar kehormatan yang akan kita terima, betapa besar kegembiraan para orang kudus Tuhan, dan betapa besar pula pengaruh baik kita itu baik orang-orang di sekeliling kita.Sebab semua orang memuji-muji ketahanan hati untuk menderita, tetapi hanya sedikitlah yang benar-benar sanggup menderita sengsara.Sudah menjadi kewajiban kitalah, kalau kita dengan senang hati mau menderita sengsara untuk Kristus, sebab tidak sedikit jumlahnya orang yang bersedia menderita lebih banyak untuk dunia.
14. Sekali-sekali janganlah kita lupa, bahwa mati raga merupakan jalan hidup kita. Makin keras mati raganya, makin bertambah teguhlah orang mulai hidup untuk Tuhan.Tak ada orang dapat memahami soal-soal surgawi, kecuali ia yang bersedia menundukkan dirinya untuk menderita sengsara bagi Kristus.Bagi Tuhan tak ada sesuatu yang lebih berharga dan bagi kita di dunia sini tak ada yang lebih bernilai untuk keselamatan kita, kecuali dengan suka hati bersedia menderita sengsara bagi Kristus.Dan seandainya kita diperkenankan memilih, sebaiknya kita memilih menderita kesengsaraan untuk Kristus, daripada menginginkan menikmati banyak penghiburan. Sebab dengan demikian kita akan lebih mirip Sang Kristus dan lebih menyerupai para Kudus.Sebab ganjaran dan kemajuan hidup rohani kita tidak terletak pada kenikmatan dan penghiburan, tetapi lebih pada penderitaan dan percobaan.
15. Seandainya ada syarat lain yang lebih baik dan lebih berguna bagi keselamatan orang, tentu Kristus telah memberitahukannya kepada kita baik dengan kata-kata maupun dengan teladan.Tetapi kepada para murid yang mengikutinya dan semua orang yang ingin mengikuti Dia, dengan terus terang Kristus telah memberi nasihat: Jika orang ingin mengikuti Daku, hendaknya dia menyangkal diri sendiri dan memikul salibnya serta mengikuti Daku (Mat. 16.24; Luk 9.23).Akhirnya setelah kita membaca semuanya dengan teliti dan merenungkannya dengan seksama, semoga kesimpulan kita ialah: Bahwa kita harus memasuki kerajaan Allah dengan melalui jalan kesengsaraan (Kis. Ras. 14.22).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar